Blog Archives

CINTA TAPI BEDA: Kisah Seimbang Beda Agama (Review)

Bicara perbedaan agama kadang bisa menjadi hal yang sensitif jika tidak bisa menempatkan pada porsi yang seimbang. Hanung Bramantyo kembali membuat sebuah film dengan tema perbedaan agama, setelah di tahun 2010 sempat membuat heboh masyarakat Indonesia dengan film kontroversinya yang berjudul “?”. Di penghujung tahun 2012 Hanung bersama Hestu Saputra (Dapunta: Pengejar Angin) yang tak lain adalah anak didiknya di Dapur Film membuat Cinta Tapi Beda. Sebuah kisah cinta beda agama yang dikemas lebih ringan dari “?” dengan tidak meninggalkan ciri khas Hanung yang banyak diselingi humor.

Cerita seperti ini bukanlah hal yang baru di industri film kita. Sebut saja film 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta film arahan Benny Setiawan yang memenangkan piala Citra 2010 juga berkisah tentang cinta beda agama. Menarik memang premis kisah cinta beda agama ditengah keberadaan masyarakat yang majemuk.

Ada kejanggalan tersendiri sebenarnya ketika kita disuguhkan cerita Cahyo Fadholi  (Reza Nangin) yang notabene taat beribadah dan pemeluk Islam yang cukup kuat harus berani bertaruh dan memilih cinta beda keyakinan. Demikian pula dengan Diana (Agni Pratista) yang berlatar belakang agama Katolik yang kuat. Tapi sekali lagi ini adalah sebuah cerita, tanpa ada konflik sepertinya kurang menarik.

Lagi-lagi saya harus membandingkan film ini dengan 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta dimana elemen komedi dan drama yang menyentuh bisa ditempatkan dengan baik. Dalam Cinta Tapi Beda sepertinya masih ada hal-hal yang kurang bisa digali seperti konflik dan elemen yang menyentuh sebagai sebuah drama percintaan dengan konflik yang seharusnya berat.

Reza Nangin sebagai pendatang baru tidaklah mengecewakan dalam berakting, walaupun dihal-hal akting yang serius agak kurang maksimal. Dia justru lebih pas dan berhasil ketika dia melakukan akting dalam dialog yang humoris dan joke-joke pengundang tawa. Sementara Agni Pratista bermain cukup natural namun tidak ada yang istimewa dalam penampilannya walaupun banyak adegan tari yang diperagakannya.

Hanung sendiri sepertinya juga mencari aman dengan menyeimbangkan dua unsur agama dalam porsi yang masing-masing tidak berlebihan dan mengembalikan akhir kisah kepenonton sendiri, dan ini cukup bijak.

Rating 2.8/5