Blog Archives

6 Film Layar Lebar Produksi Batam

1. MATA PENA MATA HATI RAJA ALI HAJI

Mata Pena Mata Hati Raja Ali Haji adalah film Indonesia yang dirilis pada 2 Mei 2009 dengan disutradarai oleh Gunawan Paggaru dan dibintangi oleh Alex Komang,Henidar Amroe, Cok Simbara, Andi Anhar Chalid, dan Teja Alhabd.

Film ini mengangkat perjalanan kesusastraan Melayu, menampilkan tiga sekuel: masa Raja Haji Fisabilillah (kakek Raja Ali Haji), masa Engku Putri Raja Hamidah, dan masa Raja Ali Haji.[1] Film ini pun dimaksudkan untuk mengingatkan masyarakat Indonesia bahwa Raja Ali Haji adalah tokoh penting dalam perjalanan kesusastraan Melayu dengan karya terkenalnya “Gurindam 12″. Melalui film ini, diharapkan generasi muda tidak melupakan khazanah kebudayaan negerinya yang sudah dikenal sejak zaman dulu.

Durasi:

97 Menit

Release:

2 Mei 2009

Genre:

Drama

Produser:

Affandi Abdul Rachman

Robert Iwan Lotiaux

Sutradara:

Gunawan Paggaru

Penulis naskah:

Alex Soeprapto Yudho

2. MERAIH MIMPI

Meraih Mimpi adalah film animasi 3-D musikal pertama dari studio animasi diIndonesia dan merupakan versi lokalisasi Indonesia dari film versi bahasa Inggrisnya, Sing to the Dawn yang pertama kali dirilis tahun 2008 di Singapura. Film Meraih Mimpi dirilis di bioskop-bioskop Indonesia pada 16 September 2009, dimana versi lokal ini dirilis oleh Kalyana Shira Films dengan Nia Dinata sebagaipenulis naskahnya.

Film versi bahasa Inggrisnya, “Sing to the Dawn” diadaptasi secara lepas berdasarkan novel berjudul sama yang mendapat penghargaan karya penuliskelahiran Myanmar, Minfong Ho, yang pertama kali diterbitkan tahun 1975 dan sangat populer di Singapura. Film tersebut diproduksi oleh Infinite Frameworks(IFW), sebuah studio animasi yang berbasis di Batam, Indonesia, dimana Phil Mitchell bekerja, dengan prakarsa dan dana dari pemerintah Singapura. Film tersebut dirilis tanggal 30 Oktober 2008 di Singapura, kemudian di Korea, Malaysia, dan Rusia. Film ini juga pernah diputar di Pusan international Film Festival di Korea Selatan dan American film Market di Santa Monica, AS. [1]

Versi film lokalisasi ini diisi dengan suara banyak aktor terkenal dari Indonesia, antara lain Uli Herdinansyah, Surya Saputra, Shanty, Cut Mini Theo, Indra Bekti,Jajang C. Noer, sedangkan dua tokoh utama dalam film ini diisi suaranya olehpenyanyi cilik Indonesia saat itu, yaitu Gita Gutawa dan Patton Otlivio Latupeirissa.

Durasi:

93 Menit

Release:

16 September 2009

Genre:

Animasi

Produser:

Mike Wiluan
Phil Mitchell
Phillip Stamp
Chan Pui Yin
Nia Dinata

Sutradara:

Phil Mitchell

Penulis naskah:

Philip Stamp

3. TATSUMI

Tatsumi adalah film drama animasi yang disutradarai oleh Eric Khoo. Hal ini didasarkan pada manga memoar A Drifting Life dan lima cerita pendek sebelumnya oleh seniman manga Jepang Yoshihiro Tatsumi. Film ini adalah produksi Singapura dengan dialog Jepang, dan pembuatan animasinya  di Batam, Indonesia.

Film ini ditayangkan di bagian Un Certain Regard section di 2011 Cannes Film Festival pada 17 Mei 2011. Ia kemudian membuat debut box office dalam box office di Singapura pada tanggal 15 September 2011. Film ini terpilih sebagai Singapura entri untuk Film Berbahasa Asing Terbaik di Academy Awards ke-84, tapi itu tidak sampai nominasi akhir.

Durasi:

98 Menit

Release:

15 September 2011

Genre:

Animasi

Produser:

Tan Fong Cheng
Phil Mitchell
Freddie Yeo
Eric Khoo

Sutradara:

Eric Khoo

Penulis naskah:

Eric Khoo

4. LASKAR ANAK PULAU

Merupakan film independent yang dibuat oleh Komunitas Film Batam (KFB). Dibintangi oleh Helmalia Putri dan artis-artis lokal Batam. Film ini berkisah tentang tujuh anak melayu di Batam. Satu dari tujuh anak itu, Atam, kesulitan biaya sekolah. Puncaknya, Atam dilarang sekolah karena belum membeli seragam.

Enam temannya bersama salah seorang guru, Bu Lela, yang diperankan Helmalia, berusaha membantu Atam. Mereka mengumpulkan uang untuk membantu Atan membeli seragam.

Durasi:

80 Menit

Release:

22 Januari 2012

Genre:

Drama

Produser:

Andi Mapisangka

Sutradara:

Ibonk Hermawan

Penulis naskah:

Ary Sastra

5. DEAD MINE

Dead Mine merupakan film bergenre Horror Thriller yang dirilis pada 3 Januari 2013 yang disutradarai oleh Steven Sheil dan dibintangi olehArio Bayu dan Joe Taslim. Film ini diproduksi oleh Infinite Frameworks, rumah produksi yang sebelumnya menggarap film animasi musikal Meraih Mimpi (2009). Syuting dan produksi film ini dilakukan di fasilitas syuting film terpadu di Pulau Batam.

Durasi:

87 Menit

Release:

3 Januari 2013

Genre:

Horror / Thriller

Produser:

Mike Wiluan

Sutradara:

Steven Sheil

Penulis naskah:

Steven Sheil

6. TRUE HEART

Film yang hampir seluruh pengambilan gambarnya di kota Batam ini, merupakan karya sutradara Ismail Sofyan Sani seorang sutradara kawakan yang telah menghasilkan beberapa film dan serial televisi sejak awal 1990 an. Dan ditulis ceritanya oleh penulis film yang juga sudah berpengalaman yaitu Armantono (Dibawah Lindungan Ka’bah, Hafalan Shalat Delisa).

Didukung oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), Pemerintah Kota Batam, dan Kepolisian kepulauan Riau dalam rangka mencegah dan memerangi peredaran narkoba dikalangan masyarakat.

Durasi:

90 Menit

Release:

7 Februari 2013

Genre:

Drama

Produser:

Erma Yudiawati, Sunardi

Sutradara:

Ismail Sofyan Sani

Penulis naskah:

Armantono

JAVA HEAT: Sarat Aksi, Kesampingkan Jalan Cerita (Review)

java-heat-poster01

Rating 5/10

Java Heat merupakan film keempat dari Connor Allyn sutradara pembuat trilogy Merah Putih yang pada 2009 sempat menjadi film Indonesia berbujet paling besar. Belum cukup dengan film berlatar belakang sejarah Indonesia, rupanya stradara kelahiran Amerika ini masih ingin mengeksplore cerita tentang Indonesia.

Walaupun bisa dikatakan cerita dan konflik dalam film yang berdurasi sekitar satu setengah jam ini tidak terlalu istimewa dan cenderung mudah ditebak. Namun aksi-aksi para pemain dan efek ledakan yang jarang ditampilkan di film Indonesia manjadi lebih istimewa apalagi keseluruhan syuting film ini dilakukan di Indonesia.

Film ini dimulai dengan adegan seorang warga Amerika Jake Travers(Kellan Lutz) yang ditangkap karena berada di tempat terjadinya ledakan bom di Keraton Jogja. Polisi bernama Hashim (Ario Bayu) menginterogasi Jake Travers yang mengaku sebagai dosen seni disalah satu perguruan tinggi. Namun di saat terjadi insiden yang di dalangi oleh Malik (Mickey Rourke) mengancam nyawa Jake dan Hashim, Hashim tidak percaya dengan profesi Jake yang begitu lihai memainkan senjata.

Jake yang mempunyai misi menghentikan tindak tanduk Malik, harus terlibat konflik politik di Jogja. Sultana (Atiqah Hasiholan) puteri keraton Jogja yang dikira meninggal dalam ledakan bom di keraton ternyata masih hidup dan disandera oleh pihak Malik serta melibatkan anggota keluarga keraton. Tak Cuma Sultana, anak dan isteri Hashim pun ikut dalam sekapan Malik dan kelompoknya. Hingga akhirnya mau tidak mau Hashim dan Jake harus mengejar Malik dan membebaskan Sultana dan anggota keluarga Hashim.

Seperti halnya film-film aksi dari Hollywood, Film ini cukup bisa dinikmati sebagai film hiburan tanpa harus mementingkan alur cerita. Banyak nya adegan tembak-tembakan, kejar-kejaran dan ledakan rupanya menjadi elemen utama dari film ini yang bisa dibilang tidak terlalu buruk.

Dari segi akting Ario Bayu paling menonjol serta bermain sangat bagus dan mampu mengimbangi akting Kellan Lutz yang notabene lebih berpengalaman di Hollywood. Sementara  aktor Indonesia lainnya tampaknya tidak terlalu istimewa dalam penampilannya walaupun juga tidak terlalu mengecewakan.

Banyaknya kejanggalan dalam detail cerita seperti ketika Mike Lucock yang memerankan santri harus pergi ke tempat hiburan malam dengan pakaian santrinya. Kemudian penggambaran Keraton Jogja seakan-akan mempunyai kedaulatan penuh dan mempunyai tentara tersendiri dengan memberikan senjata api bagi para prajuritnya.

Terlepas dari itu, kita patut apresiasi para pembikin film Java Heat ini yang mencoba mengangkat tema tentang Indonesia dan melibatkan para pelaku film tanah air.

IMAG0898-1

Genre Action
Language English & Indonesian
Director Connor Allyn
Cast Kellan Lutz, Ario Bayu, Mickey Rourke
Release Date 18 April 2013

DEAD MINE: Menguak Sisi Kelam Bunker Penjajahan Jepang (Review)

20120928-210546.jpg

Adegan bermula ketika seorang penjelajah hutan terseret kedalam tanah didekat sebuah bunker kuno yang kemudian menghilang tanpa diketahui entah kemana. Lalu serombongan pemburu harta karun yang berjumlah delapan orang datang ketempat perbukitan dan hutan yang mereka percayai sebagai tempat harta karun Yamashita peninggalan tentara Jepang.

Sepuluh menit pertama film ini seperti belum menemukan tujuan ceritanya, sehingga masih terasa mengambang dalam pemaparannya. Seperti tiba-tiba mereka mendapat serangan tembakan dari sekelompok orang yang tidak dikenal dan harus terjebak dalam bunker. Serta agak sedikit janggal ketika sebuah ledakan granat tangan bisa meruntuhkan tanah dan menutup mulut gua.

Kendati demikian alur cerita yang pada mulanya kurang greget perlahan-lahan menemui aliran ketegangannya ketika satu persatu sosok misterius penghuni bunker muncul dan meneror mereka. Sebagai korban pertama Aryo (Mike Lewis) yang sebelumnya cedera akibat ledakan granat, menjadi mangsa mutan ganas penghuni bunker. Disusul korban-korban lainnya. Walaupun terdengar seperti tidak ada yang baru dalam pengembangan ceritanya, Dead Mine sedikit memberikan rasa yang berbeda dalam segi penggarapan ketika para Mutan Samurai dimunculkan. Dan ini memberi sensasi tersendiri dalam memacu adrenalin dalam paruh akhir film ini.

Patut diberi perhatian dalam penataan setting tempat. Walaupun dalam film disebutkan bersetting di pulau Sulawesi namun pada kenyataannya proses syuting sendiri dilakukan di daerah Nongsa Pulau Batam. Penataan setting bunker digarap dengan cukup serius oleh tim artistik, dan cukup meyakinkan sehingaa mirip setting dalam film Indiana Jones. Ini bisa menjadi perhatian yang lebih bagi debut penggunaan studio film terbesar se ASEAN milik Infinite Studio Batam. Spesial effect yang halus juga memberi kesan nyata dalam menampilkan makluk-makluk aneh hasil rekayasa yang muncul dibanyak adegan.

Dari segi akting sendiri Ario Bayu yang memerankan Kapten Tino cuku bermain apik. Sebagai pimpinan kelompok terlihat cukup tegas. Hanya saja komedian bertubuh besar, Bang Tigor kebagian dialog yang sangat minim dan karakternya kurang tereksplore. Miki Mizuno yang disini sebagai Rie gadis keturunan Jepang yang menjadi tokoh kunci memberi kontribusi yang banyak dalam alur cerita film ini.

Bagi penggemar film bergenre Sci-fi Horror, film ini layak dinanti dan menjadi referensi tersendiri bagi penggemar film-film Indonesia. Walaupun hampir seluruh dialog sepanjang film ini menggunakan bahasa Inggris.

Rating 3.5/5

Sutradara Steven Sheil
Penulis Steven Sheil
Pemeran Ario Bayu, Joe Taslim, Miki Mizuno, Sam Hazeldine, Mike Lewis
Production House HBO Asia, Infinite Studio
Tanggal rilis 27 September 2012 (Singapore)

20120928-213117.jpg